Jakarta - RI berencana membeli jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan (Korsel) untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah usang. Bila disepakati, pemerintah akan memborong 1 skuadron T-50.
"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, 1 skuadron," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai rapat tentang 'Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN' di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2011).
Menurut Menhan, hingga kini kontrak pembelian jet latih tersebut belum ditandatangani. Namun, proses penawaran sudah dilakukan sejak tahun 2010 lalu.
"Itu kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron kita," kata mantan Menteri ESDM ini.
Sebelumnya, Presiden Korea Aerospace Industries (KAI), Kim Hong Kyun, mengumumkan telah mendapatkan lampu hijau dari Menhan RI, meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas. Korsel berharap bisa menjual 16 T-50 ke Indonesia dengan nilai US$ 400 juta atau Rp 3,4 triliun, demikian dilansir kantor berita Yonhap.
Pejabat Korsel mengatakan T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.
Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.
Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transport dari Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut. Pada Juli 2010, Indonesia dan Korsel juga melakukan kerja sama untuk mengembangkan jet tempur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar