Nama : Heru Pebriyanto
Npm : 1A113162
Kelas : 4KA40
Penjelasan tentang pengamen jalanan
Penjelasan tentang pengamen jalanan
Kota Jakarta, sebuah kota angkuh
yang katanya tak pernah tidur, menampilkan dirinya dalam berbagai wajah. Salah
satu wajahnya adalah kehidupan jalanannya yang sesekali hangar-bingar, sesekali
sunyi senyap. Wajah yang penuh gejolak. Wajah yang penuh ketegangan, juga sendu
penuh romansa.
Sebagian besar banyaknya
para pengamen di picu karena masalah ekonomi mereka, buruknya lapangan
pekerjaan di negeri ini membuat mereka menjadi pengamen jalanan, orang-orang
menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari berbagai daerah di indonesia
yang sengaja datang ke kota-kota besar yang mempunyai niat untuk
mendapatkan pekerjaan tetapi kurangnya lapangan pekerjaan untuk mereka dan
skill yang meraka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain, sehingga
mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencarian
mereka.
Pengamen
sudah menghiasi sudut-sudut jalanan ibukota sejak lama. Mereka bak cendawan
yang tumbuh subur musim penghujan. Tanpa dirawat pun mereka bertumbuh dan
berdiri sendiri. Kalau cendawan ada karena kondisi yang lembab, pengamen ada
karena kondisi masyarakat yang sembab. Kehadiran mereka seakan mewakili para
warga yang dimarjinalkan tadi, memerankan lakon kegetiran anak manusia yang
berjuang hidup di ibu kota.
Pengamen,
yang selalu dapat kita jumpai tiap hari di jalanan, di bis kota, di rumah
makan, di terminal, di peron, maupun di rumah-rumah warga, menempati posisi
yang tak menguntungkan pada kelas sosial masyarakat.
Banyak orang bilang pengamen
adalah kumpulan manusia kalah yang malas, pemaksa, dan amat
mengganggu. Memang, banyak pengamen yang hanya menjual jasa dengan amat ala
kadarnya. Ada yang hanya bertepuk tangan sambil mengeluarkan suara yang
sumbang, ada yang membawa imitasi tamborin yang terbuat dari botol plastik
bekas yang diisi pasir atau beras, atau pengamen yang membawa gitar yang
senarnya tak pernah lengkap. Belum lagi ada sekelompok pengamen yang membawakan
lagu yang tak selesai kemudian disusul dengan tindakan memaksa yang setengah
mengancam untuk diberikan uang.
Hal-hal
macam di ataslah yang membuat citra pengamen tak lebih dari semacam pengemis
atau penodong. Cuma wajah dan caranya yang beda, lebih halus, lebih kreatif.
Akhirnya, para pengamen menjadi bagian dari warga kota yang termarjinalkan.
Bagian dari masyarakat bawah tanah yang diciptakan oleh sistem sosial bangsa
yang karut-marut ini. Mereka ada, tapi sengaja dikeluarkan dari lingkaran
sosial masyarakat umum.
·
Sisi positif dan negatif pengamen
jalanan
Sisi positif dan negatif dari
pengamen jalanan jika pengamen itu bisa membawakan lagu dengan baik dan bisa
menarik perhatian masyarakat maka pengamen jalanan itu memberikan hiburan
kepada masyarakat sebaliknya jika pengamen jalanan hanya menyanyi apa adanya
dan malah meminta uang dengan paksa para pengamen itu hanya mengganggu
ketenangan masyarakat umum.
Menurut saya para pengamen jalanan tersebut kalau bisa
cari pekerjaan yang lain jangan hanya mengamen di jalan, asah skill yang ada
misalnya ikut kursus bengkel atau yang di sediakan pemerintah yaitu kursus
berwira usaha.
Di bawah ini adalah
macam-macam pengamen :
1. Pengamen
Baik
Pengamen
yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang
mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur
dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi
uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan
dan tidak memaksa dalam meminta uang.
2. Pengamen
Tidak Baik
Pengamen
yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di
dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak
memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir
atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang
diharapkan.
3. Pengamen
Pengemis
Pengamen ini
tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun
ngawur seenak udel sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh
dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena
hanya bermodal dengkul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas
kasihan orang lain dalam mencari uang.
4. Pengamen
Pemalak / Penebar Teror
Pengamen
yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para
pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh
daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak
hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror
dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini
biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror.
Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di
depan umum.
5. Pengemen
Penjahat
Pengamen
yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan
tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang
lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya. Kalau menemukan pengamen
jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi agar modus mereka tidak
ditiru orang lain.
6. Pengamen
Cilik / Anak-Anak
Pengamen
jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar.
Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis dari pada mengamen.
Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi
korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen
anak ini biasanya dipaksa menjadi pengamen.