Senin, 25 November 2013

Kehidupan Sosial Pengamen Jalanan


Nama : Heru Pebriyanto
Npm   : 1A113162
Kelas  : 4KA40 

Penjelasan tentang pengamen jalanan

Kota Jakarta, sebuah kota angkuh yang katanya tak pernah tidur, menampilkan dirinya dalam berbagai wajah. Salah satu wajahnya adalah kehidupan jalanannya yang sesekali hangar-bingar, sesekali sunyi senyap. Wajah yang penuh gejolak. Wajah yang penuh ketegangan, juga sendu penuh romansa.

  Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu karena masalah ekonomi mereka, buruknya lapangan pekerjaan di negeri ini membuat mereka menjadi pengamen jalanan, orang-orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari berbagai daerah di indonesia yang sengaja datang ke kota-kota besar yang mempunyai  niat untuk mendapatkan pekerjaan tetapi kurangnya lapangan pekerjaan untuk mereka dan skill yang meraka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain, sehingga mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencarian mereka.

Pengamen sudah menghiasi sudut-sudut jalanan ibukota sejak lama. Mereka bak cendawan yang tumbuh subur musim penghujan. Tanpa dirawat pun mereka bertumbuh dan berdiri sendiri. Kalau cendawan ada karena kondisi yang lembab, pengamen ada karena kondisi masyarakat yang sembab. Kehadiran mereka seakan mewakili para warga yang dimarjinalkan tadi, memerankan lakon kegetiran anak manusia yang berjuang hidup di ibu kota.

Pengamen, yang selalu dapat kita jumpai tiap hari di jalanan, di bis kota, di rumah makan, di terminal, di peron, maupun di rumah-rumah warga, menempati posisi yang tak menguntungkan pada kelas sosial masyarakat.

Banyak orang bilang pengamen adalah kumpulan manusia kalah yang malas, pemaksa, dan amat mengganggu. Memang, banyak pengamen yang hanya menjual jasa dengan amat ala kadarnya. Ada yang hanya bertepuk tangan sambil mengeluarkan suara yang sumbang, ada yang membawa imitasi tamborin yang terbuat dari botol plastik bekas yang diisi pasir atau beras, atau pengamen yang membawa gitar yang senarnya tak pernah lengkap. Belum lagi ada sekelompok pengamen yang membawakan lagu yang tak selesai kemudian disusul dengan tindakan memaksa yang setengah mengancam untuk diberikan uang.

Hal-hal macam di ataslah yang membuat citra pengamen tak lebih dari semacam pengemis atau penodong. Cuma wajah dan caranya yang beda, lebih halus, lebih kreatif. Akhirnya, para pengamen menjadi bagian dari warga kota yang termarjinalkan. Bagian dari masyarakat bawah tanah yang diciptakan oleh sistem sosial bangsa yang karut-marut ini. Mereka ada, tapi sengaja dikeluarkan dari lingkaran sosial masyarakat umum.

·         Sisi positif dan negatif pengamen jalanan

Sisi positif dan negatif dari pengamen jalanan jika pengamen itu bisa membawakan lagu dengan baik dan bisa menarik perhatian masyarakat maka pengamen jalanan itu memberikan hiburan kepada masyarakat sebaliknya jika pengamen jalanan hanya menyanyi apa adanya dan malah meminta uang dengan paksa para pengamen itu hanya mengganggu ketenangan masyarakat umum.

Menurut saya  para pengamen jalanan tersebut kalau bisa cari pekerjaan yang lain jangan hanya mengamen di jalan, asah skill yang ada misalnya ikut kursus bengkel atau yang di sediakan pemerintah yaitu kursus berwira usaha.

Di bawah ini adalah macam-macam pengamen :

1. Pengamen Baik

Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang.

2. Pengamen Tidak Baik

Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.

3. Pengamen Pengemis

Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun ngawur seenak udel sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengkul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari uang.

4. Pengamen Pemalak / Penebar Teror

Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum. 
5. Pengemen Penjahat

Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya. Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.

6. Pengamen Cilik / Anak-Anak

Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis dari pada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini biasanya dipaksa menjadi pengamen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar